Amazing. Demikian kesan mendalam bagiku
saat mengikuti program Siswa Mengenal Nusantara 2016. Betapa tidak, mulai dari
saat pendaftaran yang sangat tergesa-gesa, hanya sekitar 3 jam waktu bagiku
untuk menyiapkan semua syarat untuk mengikuti seleksi, hingga banyaknya pesaing
saat seleksi, namun ketika aku dinyatakan diterima, ku abadikan momen ini sebagai
salah satu kenangan terindah dalam hidupku. Untuk itu aku ingin selalu berbagi
cerita, sehingga kebahagiaanku tidak kunikmati sendiri, tapi juga ikut
dinikmati kawan-kawan lainnya. Ceritaku, ditulis dalam bentuk catatan harian
berikut ini, semoga apa yang saya ceritakan dapat menginspirasi teman2 untuk
bisa ikut serta dalam program pertukaran pelajar berikutnya.
Minggu, 7
Agustus 2016.
Tepat jam 7 pagi
hari, aku dan keluargaku pergi ke Restoran Bale Raos yang bertempat di Kraton
Ngayogyakarta untuk hadir di acara Pelepasan dan Penerimaan Siswa Mengenal
Nusantara tahun 2016 dengan membawa koper berisi perlengkapan yang akan dibawa
ke Bangka Belitung nantinya. Sesampai di Bale Raos, kami bertemu dengan siswa
dari Bangka Belitung yang telah tiba semalam di Yogyakarta. Disana, kami
bertemu banyak pejabat-pejabat negara, termasuk Bapak Sri Sultan Hamengkubuwono
X yang memberikan sambutannya setelah kami (Siswa Bangka-Belitung dan Siswa
Yogyakarta) menyuguhkan penampilan. Siswa dan siswi yang berasal dari Bangka
Belitung menampilkan tarian dan nyanyian khas melayu dengan menggunakan baju
adat khas daerah Kepulauan Bangka-Belitung. Sedangkan kurang lebih 10 menit
kami siswa dan siswi DIY menampilkan tarian nusantara (diantaranya tarian yang
berasal dari Jawa, Kalimantan, Melayu, Bali, dan Papua yang dikombinasikan
menjadi satu.) Dalam menampilkan beberapa tarian tersebut, latihannya bisa
dibilang cukup singkat lho! Hanya 3-4 hari waktu kami untuk menghafal dan
menguasai semua koreo dan juga pengepasan tempo, gerakan, dengan musik supaya
indah dilihat.
Setelah mendengar
beberapa sambutan, kami sarapan dan berangkat menuju Bandara Adisucipto untuk
check in bagasi dan lain-lain. Tidak butuh waktu yang lama, segeralah kami
menuju ke pesawat dan duduk manis selama 2 jam untuk meneruskan petualangan
kami berikutnya.
Tak terasa sebenarnya
duduk kurang lebih 2 jam di pesawat karena mungkin keberadaan sekitar bersama
teman-teman pertukaran pelajar yang asik dan heboh, sampai bikin kaget kalau
ternyata kami sudah sampai di Bandara Hang Nadim, Batam. Saat itu sudah
menunjukkan pukul 3 sore di jam tangan yang saya pakai. Tertulis di tiket yang
saya pegang, boarding jam 4 sore, namun pesawat yang akan kami naiki nampaknya
belum “siap” sehingga delay selama 2 jam.
Kurang lebih selama
1,5 jam perjalanan, dan sampailah kami di Bandara Depati Amir, Bangka lalu
langsung menuju ke Mess PT Timah yang berada di kota Pangkal Pinang, pusat kota
pulau Bangka, untuk bersih-bersih diri, dan istirahat.
Senin, 8
Agustus 2016.
Pagi hari bangun,
ternyata kami sudah disambut acara paling heboh sedunia (pada saat itu saja
sih) yaitu mandi dan persiapan untuk menghadiri acara Penerimaan Siswa DIY
Siswa Mengenal Nusantara di Provisinsi Kepulauan Bangka-Belitung. Karena di
Mess PT Timah hanya ada 2 kamar mandi untuk 20 orang secara bergantian, hmm
jadi rasanya agak degdegan gitu deh karena memikirkan ketepatan waktu.
Untungnya kami-kami ini berjiwa gesit seperti di film-film superhero kesukaan
saya kecil dulu, sehingga kami tiba di Kantor Gubernur Kepulauan Bangka
Belitung dengan tepat waktu.
Ada yang menarik
perhatian saya saat itu, saat kami sampai lokasi, kami disambut oleh tarian
melayu. Indah sekali tariannya dengan perpaduan rebana yang dimainkan oleh
barisan ibu-ibu di belakang penari. Saat saya kepo sedikit dengan tariannya
sih, kata mereka, tarian tersebut adalah tarian sambutan, atau tarian yang
biasa digunakan masyarakat melayu untuk menyambut tamu istimewa. Disana, kami
mendengarkan dan menyaksikan sambutan dari beberapa pejabat kepulauan Bangka
Belitung, selain itu kami juga perform tarian nusantara lho! Apalagi di
saksikan langsung oleh gubernur kepulauan Bangka Belitung, Bapak Rustam
Effendi, jadi grogi deh hihihi. Singkat cerita, kami sempat welfie bersama nih
dengan beliau! ☺
![]() |
Welfie bersama Bapak Rustam Effendi, Gubernur Kepulauan Bangka-Belitung, beserta istrinya. |
Puas setelah
bernarsis ria dengan pak gubernur, teman-teman sanggar tari dari Bangka, tak
lupa juga dengan teman-teman pertukaran pelajar, kami berpindah tempat untuk
melakukan kunjungan kembali.
Yap! Berkunjung ke
SMAN 1 Pemali Kelas Unggulan adalah suatu kehormatan bagi saya, karena kami di
sambut dengan ramah dan tentunya dengan senyuman yang hangat walaupun langit
sedang tidak secerah kondisi hati yang tentu saja bahagia saat itu.
Semua rasa penasaran itu terjawab ketika kami (peserta Siswa Mengenal Nusantara) dikumpulkan di Aula. Disana, kami dijelaskan bahwa Kelas Unggulan adalah program yang dibentuk oleh pemerintah untuk siswa/siswi Bangka Belitung (persyaratannya minimal menetap di Bangka Belitung selama 3-4 tahun) dan berprestasi, maka siswa/siswi tersebut dapat mendaftar dan melengkapi persyaratan dan tentu saja memakai seleksi. Mengapa memakai seleksi? Karena tentu saja, persaingan yang ketat dan fasilitas yang diberikan (seperti tinggal di Asrama, biaya hidup & transportasi di Asrama ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah, dll) untuk siswa&siswi kelas unggulan agar dapat terus mempertahankan prestasinya. Jika siswa kelas unggulan tersebut dapat menjadi mahasiswa PTN dengan jalur SNMPTN maka pemerintah akan membiayai selama 3 semester masa kuliah berlangsung.
Saat saya di Jogja (sebelum saya tiba di Bangka), saya bertanya-tanya, mengapa sekolah ini terdapat Kelas Unggulan? Apa yang membedakan dengan “kelas-kelas” yang lain?
Semua rasa penasaran itu terjawab ketika kami (peserta Siswa Mengenal Nusantara) dikumpulkan di Aula. Disana, kami dijelaskan bahwa Kelas Unggulan adalah program yang dibentuk oleh pemerintah untuk siswa/siswi Bangka Belitung (persyaratannya minimal menetap di Bangka Belitung selama 3-4 tahun) dan berprestasi, maka siswa/siswi tersebut dapat mendaftar dan melengkapi persyaratan dan tentu saja memakai seleksi. Mengapa memakai seleksi? Karena tentu saja, persaingan yang ketat dan fasilitas yang diberikan (seperti tinggal di Asrama, biaya hidup & transportasi di Asrama ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah, dll) untuk siswa&siswi kelas unggulan agar dapat terus mempertahankan prestasinya. Jika siswa kelas unggulan tersebut dapat menjadi mahasiswa PTN dengan jalur SNMPTN maka pemerintah akan membiayai selama 3 semester masa kuliah berlangsung.
Dan ketika saya melakukan perjalanan ke lokasi selanjutnya saya sadar bahwa pemerintah provinsi kepulauan Bangka Belitung menghargai sekali kerja keras putra-putrinya dan hasil dari kerja keras tersebut dengan cara mereka sendiri.
Saat itu hari sedang
hujan, kami memutuskan untuk meneruskan perjalanan ke tempat penangkaran penyu,
Pantai Tongaci. Disana kami melihat banyak sekali bayi-bayi penyu dan
penyu-penyu yang telah dewasa. Mereka merawat, mengembangbiakkan, dan melepas
kembali penyu-penyu itu ke laut setelah menjadi penyu dewasa. Setelah cuaca
membaik, kami berfoto di penangkaran penyu tersebut dan pergi ke Pantai Parai.
Petualangan di pantai parai cukup lama, mungkin sekitar 1 jam kami berada
disana. Sebagian besar ada yang foto-foto, ada juga yang mencari karang/batu
pantai yang lucu, dan juga hanya sekedar melihat-lihat pemandangan yang indah.
Setelah mengunjungi
dan bermain di pantai tongaci dan pantai parai, dilanjutkan berwisata ke tempat
Indoor yaitu Vihara Puri Tri Agung. Disana indah sekali arsitekturnya, juga terdapat 3 patung besar yang berada di dalamnya. View di luar pun juga sangat
indah, mengingat jarak antara vihara dengan pantai cukup dekat sehingga view
di luar adalah pantai dan pepohonan, sejuk dan indah sekali saat sore hari.
![]() |
At Vihara Puri Tri Agung |
Cukup melelahkan
petualangan hari itu, membuat perut kami lapar tentunya. Setelah dari vihara
puri tri agung, kami pergi ke restoran khas Bangka. Seperti yang disebut-sebut
siswa Bangka pada saat kami bertemu di acara pelepasan dan penerimaan di Jogja,
teman-teman SMN Babel mengatakan bahwa makanan yang wajib dicicipi di Bangka
Belitung adalah lempah kuning. Yap, hal itu kami lakukan setelah pulang dari
Vihara. Lempah kuning adalah ikan tenggiri yang dibumbui bumbu kuning (dengan
kunyit, cabe, bawah putih, dll) tak lupa juga ditambahkan buah nanas
didalamnya. Rasanya asam-asam pedas, tapi enak disantap disaat hawa sedang
panas ataupun saat hujan. Hmmmm jadi pengen makan Lempah Kuning nih!
Meskipun kami tidak
jadi ke tempat pengrajin kain cual karena hari sudah malam, namun tentunya
senang sekali karena di hari pertama sudah mendapatkan banyak sekali
pengalaman dan hal-hal baru di Pulau Bangka. Setelah itu kami pulang ke Mess PT
Timah untuk bersih-bersih diri dan bersiap-siap untuk petualangan di esok hari!
Selasa, 9
Agustus 2016.
Jam 8 pagi hari kami
telah sampai di PT Taspen (Persero) untuk mendengarkan penjelasan serta
penyambutan dari pihak PT Taspen. Kami dijelaskan tentang apa itu PT Taspen,
bagaimana sistem kerjanya, berapa jumlah karyawan, serta kami juga diajarkan
lagu pendek (mungkin lebih seperti "yel-yel") PT Taspen lho! ;)
Setelah itu kami foto bersama di depan gedung PT Taspen dan kembali melanjutkan
perjalanan ke Sentra Pembibitan Lada di Cambai (BP3L). Disini kami dijelaskan
tentang perbedaan lada putih dan lada hitam, serta sejarah di dirikannya Sentra
ini sampai ke permasalahan saat ini, dan juga kami diberi kesempatan untuk bisa
melihat kebun dan lada yang belum diolah secara langsung. Meskipun saat itu
matahari sedang terik, namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan kami untuk
melihat-lihat sekeliling dan tak lupa juga untuk berfoto ria. Setelah dirasa
cukup, kami pun segera menuju ke destinasi selanjutnya yaitu Workshop Tarian
dan Musik Dambus di Sanggar Warisan Budaya, Pangkalpinang. Baru datang saja,
kami sudah disambut oleh teman-teman sanggar dengan tarian, bersamaan dengan
hujan.. Namun, kurasa hujan juga tidak ingin mengganggu kami lama-lama hehehe.
Disana, kami diberi sambutan oleh Ketua Lembaga Adat Melayu, Dato Seri Pangeran
Radindo Dr. Ibnu Hadjar, di sambutan tersebut beliau bercerita tentang berdiri
nya lembaga ini, berdirinya kampung melayu kampak, tentang perbedaan budaya
melayu dan budaya jawa, dan juga tarian-tariannya serta alat musik khas melayu.
Setelah itu kami melihat pertunjukan seperti "ketoprak"nya Melayu
yang dimainkan oleh teman-teman Sanggar. Di penampilan itu saya melihat mereka
mengenalkan budaya orang melayu berbalas pantun dan juga sedikit melontarkan
kata-kata melayu. Setelah terhibur dengan tampilan teman-teman Kampung Melayu,
dihidangkanlah Makan Bedulang di depan kami, Makan Bedulang ini adalah adat
makan khas Bangka-Belitung, dimana kami makan menggunakan Dulang. Dulang diisi
dengan buah-buahan, kacang, singkong, gorengan, dan lain-lain. Serta minuman
yang rasanya seperti buah nanas. Sambil makan-makan kami berbincang-bincang
dengan teman-teman dari Kampung Melayu, tentang budaya di Jawa, perbedaan
bangka belitung dengan pulau jawa, serta kami juga mengajarkan bahasa jawa
kepada mereka lho! dan kami pun juga diajarkan bahasa melayu, seperti
"Aok" yang artinya adalah ok, "Sikok, Due, Tige" yaitu
satu, dua, tiga.
![]() |
Dulang. |
Puas makan dan
berbincang, saya pun mencoba alat musik Dambus, yaitu alat musik yang dimainkan
dengan cara dipetik, bentuknya lebih kecil dari gitar, namun sedikit lebih
besar dari Ukulele. Keunikan dari alat musik ini menurut saya sendiri adalah
kayu diujung senarnya yang berbentuk seperti kepala rusa, dan tidak ada frets
seperti gitar (Frets adalah kolom-kolom yang menentukan nada dari senar
gitar). Saat saya mencoba, ternyata cukup sulit teman-teman! Akhirnya
dambus pun saya serahkan kembali ke pemain dambus yang sudah ahli, dan saya
memutuskan untuk bernyanyi. Lantunan
nada Dambus begitu indah saat memainkan lagu-lagu khas daerah jawa dan
melayu. Saat itu saya menyanyikan beberapa lagu bersama dengan
teman-teman, diantaranya ada lagu cucak rowo, padhang bulan, dan lagu-lagu
dolanan lainnya. Serta kami juga menyanyikan lagu daerah Bangka-Belitung yang
berjudul Zapin, disertai dengan membuat lingkaran bersama teman-teman, berputar
sambil menyanyi. Seru sekali bisa berteman, bernyanyi, bercanda serta tertawa
bersama teman-teman di kampung melayu! :D Oiya ngomong-ngomong kami juga diberi
sertifikat karena telah mempelajari Kebudayaan Melayu Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung di Kampung Melayu Kampak lho!
Rabu, 10
Agustus 2016.
Hari rabu, 10 Agustus
saat itu lumayan perjalanan yang cukup jauh bagi kami karena kami
pergi dari Pangkalpinang menuju Muntok, Bangka Barat. Tempat pertama
kali kami menapakkan kaki saat berada di Muntok adalah Museum Timah Muntok.
Di museum ini kami
dijelaskan tentang proses pengolahan timah, sejarah kapal-kapal yang dipakai
untuk mencari timah, sejarah PT Timah yang ada di Muntok, diperlihatkan timah
yang telah dicetak/dibentuk lalu sudah diberi "merk" dan siap untuk
di ekspor.
Sebelum kami menuju
Wisma Ranggam, tempat Ir. Soekarno bersama tokoh nasional lainnya diasingkan,
kami melewati Masjid Jami' dan Vihara, yang menjadi bukti ketentraman kehidupan
beragama Islam dan Konghucu di Bangka. Saat kami tiba di Wisma Ranggam, kami
dijelaskan bahwa tempat ini tidak hanya sebagai tempat pengasingan bapak
presiden pertama Indonesia dulunya, tetapi juga sebagai tempat dibahasnya isi
Perjanjian Roem-Royen. Kami melihat kamar bapak KH Agussalim, bapak Ir.
Soekarno, yang ternyata isinya terdapat foto-foto soekarno, ada juga mesin
jahit kuno, koper bapak soekarno, dan lain-lain.
Perjalanan setelah
itu masih seputar kediaman bapak Ir. Soekarno, namun berpindah lokasi yaitu di
Bukit Menumbing, tempat bapak Ir. Soekarno bersama bapak Moh. Hatta di asingkan
oleh Belanda pada tahun 1948-1949 di Pulau Bangka. Di tempat ini terdapat mobil
pak Ir. Soekarno, terdapat juga ruangan yang cukup luas seperti ruangan rapat
yang terdapat bingkai lukisan besar pak Ir. Soekarno ditengahnya. Lalu disana
juga terdapat kursi-kursi, meja kerja pak Ir. Soekarno serta kamar tidur. Oiya,
ngomong-ngomong indah dan rindang sekali pemandangan Pulau Bangka saat dilihat
dari atas atap kediaman bapak Proklamator RI ini.
Setelah melihat dan
mendatangi tempat-tempat bersejarah, kamipun meluncur ke Pusat Pencucian Biji
Timah yang terletak di Muntok Barat. Disini kami dijelaskan tentang sejarah
timah, proses penggalian serta pengolahan timah, ciri-ciri timah yang baik
untuk diekspor, serta peralatan yang diperlukan saat menggali dan mengolah
timah. Selain dijelaskan beberapa hal, kami juga mendapatkan kesempatan untuk
bisa berkeliling meskipun tidak semua area boleh kami lewati. Namun setidaknya,
ini adalah pertama kalinya saya bisa melihat tempat pengolahan timah secara
langsung.
Kamis, 11
Agustus 2016.
Tak terasa karena
waktu cepat berlalu, setelah mengitari Muntok, Bangka Barat, karena sudah sore
kami pun kembali ke Mess PT Timah (Pangkalpinang) untuk bersih-bersih diri,
istirahat serta menyiapkan barang-barang yang perlu dibawa untuk 2 hari
selanjutnya diiiiiii pulau BELITUNG!
Namun karena schedule
flight kami sekitar jam 11 siang, kami pergi ke museum Timah dan kerajinan
Pewter yang ada di pangkalpinang, untuk melihat-lihat timah. Disana, beberapa
dari kami ada yang membeli souvenir untuk keluarga di Jogja yang
terbuat/berbahan Timah. Souvenir yang terdapat disana bermacam-macam, ada ring
untuk cincin, gantungan kunci, miniatur-miniatur, piala, dan masih banyak lagi.
Naik pesawat dari
pulau Bangka ke pulau Belitung kira-kira memakan waktu setengah sampai satu
jam.. sehingga kami bisa menghabisi waktu sambil membaca buku, tidur,
mendengarkan musik, ngobrol dengan teman sebelah, atau hanya sekedar melihat
pemandangan awan.
Mungkin karena efek
duduk lama dan matahari sudah mulai semakin terik, sehingga membuat perut
kami harus diisi. Kami pun dibawa di sebuah warung, di dekat Bandara H.A.S
Hanandjoeddin. Warung sederhana, kecil, namun masakannyaaaaaaaaa.....endeussss!
enak banget! Dengan makan bedulang, terdapat lempah kuning, aneka seafood,
sayur, tempe dan tahu, juga buah nanas serta segelas teh anget membuat kesan
pertama kali kami di Pulau Belitung positif. Yup! Maksutnya, positif berat
badan bertambah setelah pulang ke Jogja. Hehehehe. Meskipun rasanya tetap ingin
ditempat itu, tetapi perjalanan harus tetap dilanjutkan, karena banyak sekali
tempat-tempat yang "wajib" dikunjungi kata orang-orang. Salah satunya
yaitu Museum Kata Andrea Hirata dilanjutkan dengan Replika Sekolah Laskar
Pelangi.
![]() |
Museum Kata Andrea Hirata |
![]() |
Sengaja saya memakai seragam SMA supaya totalitas hahaha. |
Hal menarik yang saya
temukan di Museum Kata adalah disini semuanya di rias dengan cantik dan
colourful. Sehingga pengunjungpun tidak bosan dan ingin mengabadikan seluruh
sisi yang ada di tiap ruangan. Sementara di Replika Sekolah Laskar Pelangi,
mungkin jika teman-teman lihat, memang sengaja saya memakai baju Seragam SMA
ditempat itu. Mengapa? Supaya saat saya menginjakkan kaki untuk berfoto di
kelas dan juga di depan sekolah, "aura" bahwa itu sekolah tetap
terasa. Hehehe, semoga saja aura tersebut sampai ke teman-teman pembaca ya! :)
Setelah dari ke dua tempat tersebut, destinasi selanjutnya tidak kalah hitz
juga nih. Kami mengunjungi Kampoeng Ahok (Tempat tinggal Bapak Ahok, gubernur
DKI Jakarta pada waktu masa kecilnya dulu). Hmm meskipun tidak ada pak Ahok
disana, tetapi beruntungnya kami saat itu bertemu dengan Ibunda Pak Ahok
langsung!
Hari menjelang sore,
kami pun pergi ke Mess PT Timah yang berada di Belitung. Kondisinya kamar mandi
lebih banyak, namun sayang ternyata airnya keruh. Tetapi karena sudah larut
malam, kami memutuskan untuk tetap menetap di Mess tersebut semalam dan
beristirahat. Sehingga keesokan harinya kami pindah ke penginapan terdekat yang
lebih layak. Hal-hal seperti ini tentu tidak mengurangi semangat kami sebagai
peserta Siswa Mengenal Nusantara sebagai wakil dari Provinsi DIY, karena tujuan
kami untuk pergi jauh-jauh dari Jogja bukan untuk menetap di hotel mewah,
fasilitas oke, dan lain-lain.
Melainkan untuk mengenal budaya dan segala hal-hal baru yang ada di Bangka Belitung, dan mengenalkan budaya yang ada di Jogja ke Bangka Belitung.. Malah justru hal-hal kecil seperti itu yang mempererat kita dan mengompakkan kita, seperti keluarga rasanya. :)
Jum'at, 12
Agustus 2016.
Petualangan
dilanjutkan, pagi hari pukul 7 kami menuju Pulau Lengkuas yang ada di Belitung,
kata orang-orang sih belum "afdol" rasanya kalau sudah ke pulau
Belitung namun belum ke Pulau Lengkuas. Di Pulau lengkuas kami akan menemui
mercusuar dengan 18 lantai mercusuar di dalamnya..cukup melelahkan sampai
akhirnya tiba juga di lantai paling atas mercusuar. Pemandangannya indah
sekali! Perpaduan antara ombak, lautan, bebatuan, pasir pantai, hewan-hewan,
pohon, awan, dan lain-lain. Suasananya yang sejuk, sungguh bikin betah! Jadi
gak pengen turun lagi deh rasanya, hahaha.
![]() |
One fine day. (At Lengkuas Island) |
![]() |
The view after thousands of stairs is truly worth it! Masyaallah. |
Hal baru yang saya temui juga di pantai itu adalah, ketika saya berada di Pulau Pasir (dekat dengan Pulau Lengkuas), disana saya bisa bertemu, dan memegang bintang laut! I mean the real "starfish". When I was child, I watched starfish in the TV and I tought that I will touch it someday and that's really happened after (maybe more than 10) years! Kenapa seneng banget? karena setiap saya datang dan bermain di pantai-pantai daerah Jogja jarang banget bisa menemukan bintang laut seperti ini nih!
![]() |
The lovely starfish that i was dreaming of. |
Setelah ke
pulau-pulau kecil nan cantik, kami pun dibawa ke tengah pantai untuk Snorkeling!
Ini hal pertama kali dalam hidup saya juga, kesempatan "menjadi
ikan", melihat Ikan-Ikan dan memberi makan ikan secara langsung di tengah
laut.
Yuhuuuuuuuuu, cerita
hari itu belum selesai sampai disitu. Tentunya setelah kami bersih-bersih diri,
kami masih melanjutkan perjalanan yang masih dalam destinasi pantai. Pantai
yang kami kunjungi adalah Pantai Tanjung Tinggi, tempat lokasi syuting laskar pelangi.
Dilanjutkan dengan Pantai Jimbaran Belitung.
![]() |
How to make things stay forever? Take a picture. |
![]() |
Who's the aesthetic one in the picture!?:)) (At Tanjung Tinggi Beach) |
Sabtu, 13
Agustus 2016.
Istirahat cukup
panjang karena seharian beraktivitas di pantai. Hari Sabtu, kami pergi ke
Museum Kabupaten sebelum menuju Bandara H.A.S
Hanandjoeddin untuk kembali ke Pulau Bangka. Di Museum Kabupaten terdapat
hewan-hewan yang telah diawetkan, seperti kura-kura, ikan, buaya, dan
lain-lain. Terdapat juga benda-benda bersejarah serta warisan-warisan budaya di
dalamnya. Setelah itu kami juga ke danau kaolin, di Belitung.
Hari telah siang
menjelang sore dan sampailah kami di Pulau Bangka, Pangkalpinang. Dan menuju
hotel untuk menyusun bahan presentasi, yang akan di presentasikan esok harinya.
Setelah presentasi selesai "digarap", karena kami merasa bosan
setelah seharian di Hotel, sehingga kami memutuskan untuk pergi jalan-jalan
keluar hotel, kebetulan hotel kami ini dekat sekali dengan alun-alun. Sehingga
kami bisa kesana dengan hanya jalan kaki saja. Suasana alun-alun di
Pangkalpinang saat itu cenderung ramai, ternyata ada band nasional; Zigaz
sedang tampil dan meramaikan lingkungan alun-alun. Sembari mendengarkan lagu
"Sahabat Jadi Cinta" dari Zigaz, kami mengicip-icip jajanan yang ada
di Alun-alun, seperti pempek, sate padang, kacang-kacangan, tekwan, dan
lain-lain.
Minggu, 14
Agustus 2016.
Lebih pagi dari
biasanya, kami jam 6 pagi harus bersiap-siap untuk Jalan Sehat (event yang
diadakan oleh BUMN di Bangka, dalam rangka 71 tahun Indonesia Kerja Nyata)
sepanjang kurang lebih 5 kilometer. Startnya berada di Alun-Alun begitu juga
finishnya. Di alun-alun, kami berjumpa beberapa siswa dari SMAN 1 Pemali dan
juga teman-teman dari Kampung Melayu. Lalu acara dilanjutkan dengan kembali ke
Hotel dan persiapan untuk presentasi tiap kelompok di PT Taspen.
Malam harinya, kami
diundang di acara Pelepasan Peserta SMN DIY, dan juga Penerimaan kembali
peserta SMN Bangka Belitung di Rumah Dinas Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung, yang letaknya kebetulan hanya berada di sebelah hotel. Malam
itu menjadi malam yang menyenangkan sekaligus yang mengharukan bagi diri saya
sendiri. Acaranya sederhana, namun memiliki makna. Makna kebersamaan saya
dengan teman-teman dari peserta Siswa Mengenal Pelajar DIY maupun Bangka
Belitung, teman-teman SMAN 1 Pamali, teman-teman sanggar kampung melayu, dengan
bapak ibu guru pendamping, dan banyak hal yang saya tidak bisa sebutkan satu
persatu disini. Malam tersebut juga menjadi malam yang berarti bagi kami, kami
bersyukur, kami masih bisa dipertemukan dan bisa berkumpul bersama-sama lagi.
Di malam pelepasan pun kami mendengarkan bapak wakil gubernur provinsi
kepulauan Bangka Belitung menyanyikan lagu, dan juga kami menyanyikan lagunya
Iwan Fals yang berjudul Kemesraan. Sungguh, malam itu adalah malam paling mesra
ketika kami berada di Bangka Belitung.
Senin, 15 Agustus 2016.
Pagi hari, kami bersiap-siap untuk menuju Bandara. Saat perjalanan, kamipun diajak untuk melewati makam-makam tionghoa. Dan sampailah di Bandara, pertama kali nya melihat wajah-wajah dilemma teman-teman. Antara ingin tetap disini sementara waktu harus memaksa kami untuk pulang ke Jogja. Rasa syukur atas segala kesempatan dan pengalaman yang diberikan kepada kami, membuat air mata perlahan-lahan menetes saat pesawat diterbangkan. Namun hal ini membuat kami termotivasi, untuk jangan cepat puas, dan selalu berbuat yang terbaik, demi diri sendiri, dan juga orang lain.
Itulah sekelumid cerita petualanganku di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Doakan semoga aku bisa menceritakan pengalaman dan petualanganku di seluruh penjuru Indonesia ya! :)
Senin, 15 Agustus 2016.
Pagi hari, kami bersiap-siap untuk menuju Bandara. Saat perjalanan, kamipun diajak untuk melewati makam-makam tionghoa. Dan sampailah di Bandara, pertama kali nya melihat wajah-wajah dilemma teman-teman. Antara ingin tetap disini sementara waktu harus memaksa kami untuk pulang ke Jogja. Rasa syukur atas segala kesempatan dan pengalaman yang diberikan kepada kami, membuat air mata perlahan-lahan menetes saat pesawat diterbangkan. Namun hal ini membuat kami termotivasi, untuk jangan cepat puas, dan selalu berbuat yang terbaik, demi diri sendiri, dan juga orang lain.
Itulah sekelumid cerita petualanganku di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Doakan semoga aku bisa menceritakan pengalaman dan petualanganku di seluruh penjuru Indonesia ya! :)
No comments:
Post a Comment