Monday 6 April 2020

Transaksi Malam Hari


Tak ada bulan dan bintang pada malam itu
Sangat kelam bagi seseorang yang sedang menunggu
Termenung tak kenal waktu, hanya tau rindu

"Sudah saatnya tuk pejamkan mata, sayang." kata suara hati
Namun, ada yang lebih Ia sayang dari dirinya sendiri
Masih juga dirinya terjaga dengan segenap percaya,
bahwa yang ditunggu akan pulang.

Walau gelap dan tak berarah, 
 Ia biarkan pedih itu mengalir kemanapun ia mau. 
Ia membiarkan tetesan air mata itu mengering semampunya, 
hingga semua bekas-bekas itu menjadi sejarah. 
Sebuah sejarah bahwa kau pernah hadir dalam hidupnya.

Malam ini pula, bibir dan hati seolah sekata, 
bak sayap-sayap doa yang melayang 
mencari pemilik sajak tak berpenghuni. 

Hari akan terang.
Yang ia tunggu tak juga datang. 
Alam tak jua mengisyaratkan tanda-tanda kembali. 
Berarti sendu ini harus berjaga lebih lama lagi.

Bersama segenap sisa-sisa detaknya,
matahari bersinar,
ia akhirnya sadar, 
memang harga dari kepergian,
tak selalu ada kembalian. 

1 comment: